SELAMAT DATANG di Blog pertamaku, "indahnya hidup" brisi opini dan karya-karyaku.
semoga apa yang ada dapat bermanfaat
mohon kritikan dan sarannya untuk inovasi yang lebih baik

Rabu, 13 Juli 2011

REMAJA TIDAK SADAR DAMPAK GLOBAL WARNING

                                                            
Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi, pada dasarnya global warning merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Perlu kita sadari bahwa global warning disebabkan oleh aktifitas manusia yang melepaskan emisi gas ke udara. Bahkan pemuda yang diharapkan dapat memperbaiki keadaan bumi yang semakin panas malah turut serta dalam meningkatkan pemanasan global. Hal ini disebabkan semakin dimanjanya para remaja oleh berbagai teknologi yang berkambang pesat, karena penggunaan teknologi yang memanfaatkan tenaga listrik tebaga fosil dapat menyumbangkan emisi gas pada atmosfer bumi kita, bahkan penggunaan teknologi yang memanfaatkan tenaga listrik bertenaga fosil lebih banyak digunakan oleh para remaja dibandingkan menerapkan solusi penghambatan laju pemanasan global  yang semakin mencuat. Ditambah lagi dengan sikap remaja yang acuh tak acuh dalam menanggapi global warning, seakan tak ada pemikiran persuasive dalam menghadapi global warning
            Banyak hal kecil yang dapat dilakukan remaja dalam mengantisipasi Global warning diantaranya Gunakan listrik seperlunya, Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater, Tanam pohon di lingkungan sekitar, Gunakan kendaraan bermotor seperlunya, Hemat penggunaan kertas, memilah sampah organik dan anorganik dan membuang pada tempatnya, namun hal-hal tersebut sering terabaikan remaja sekarang lebih mengutamakan kata malas dari pada membantu mengantisipasi dampak global warning.
            Menurut Syahputra pola yang dapat dipakai dalam penanggulangan sampah meliputi Reduce, Reuse, dan Recycle, dan Composting (3RC) yang merupakan dasar dari penanganan sampah secara terpadu. Reduce (mengurangi sampah) atau disebut juga precycling merupakan langkah pertama untuk mencegah penimbunan sampah. Hal ini sangat baik untuk diterapkan namun masih banyak remaja yang tidak peduli akan sampah, hal ini terbukti pada saat di sekolah masih banyak siswa yang membuang sampah sembarangan dan tanpa memilah sampah organic dan anorganic.
Dikutip dari satu catatan Gerlorfd Nelson senator Amerika tahun 1970 yang disampaikan dalam Catalyst Conference Speech of Illionis tahun 1990, ia mengatakan “ Jika ingin mengubah Negara untuk kegiatan-kegiatan yang sulit tentang persoalan kebijakan politik, pecinta lingkungan menjadi sumber kekuatan dengan apa saja dapat dilakukan, jika Anda ingin mempunyai Negara untuk kepentingan ekonomi, pikirkan diri anda dan generasi yang akan datang, kita yakin anda dapat melakukannya“. Pernyataan tersebut tidak akan berlaku bagi sebagian besar remaja terutama remaja-remaja di Negara-negara berkembang, hal ini dikarenakan minimnya tingkat pendidikan sehingga mereka tidak pernah memikirkan bagaimana nasib bumi yang mereka pijak mereka sering kali berfikir “selagi masih muda lakukan apa yang kita mau” padahal pemikiran seperti ini dapat menyesatkan karena hal ini berarti mereka dapat melakukan kegiatan yang dapat menyumbangkan untuk kehancuran bumi, contoh kegiatannya adalah konfoi, trek-trekan, jalan tampa arah, menghidupkan computer atau alat-alat lain yang menggunakan listrik tanpa memikirkan jumlah tenaga pembangkit listrik fosil yang di keluarkan dan tak memikirkan emisi gas yang menyumbang pemanasan bumi.  
Bila kita lihat dengan keadaan sekarang ini khususnya di Pamekasan, banyak kegiatan ke organisasian yang social yang memberikan wadah kepada remaja untuk menyelamatkan bumi ini dari pemanasan global misalnya dengan mengadakan reboisasi. Namun kegiatan reboisasi yang diadakan oleh organisasi sosial tidak dimanfaatkan oleh remaja untuk mengantisipasi dampak global warning para remaja hanya memanfaatkan kegiatan semancam ini untuk berkumpul bersama teman-teman dan bagi senior hanya sebagai agenda tahunan yang rutin di lakukan. Sehingga reboisasi tidak berjalan sesuai harapan untuk antisipasi dampak global warning hal ini di karenakan tanaman yang telah mereka tanam setelah kegiatan tersebut tidak di perhatikan kembali sehingga tak bertahan lama untuk hidup. Di sisi lain kegiatan reboisasi dalam bentuk perkemahan biasanya di manfaatkan remaja untuk membuat kenang-kenangan dengan cara mencorat coret batu atau tumbuhan yang ada di sekitar perkemahan. Setelah kegiatan perkemahan usai sampah-sampah berserakan. Kegiatan yang di harapkan dapat memberikan kontribusi untuk menyelamatkan bumi hanya di manfaatkan remaja untuk bersenang-senang tanpa memikirkan lingkungan
Remaja juga tidak pernah memikirkan dampak penggunaan listrik, hal ini terbukti dengan kegiatan yang ia lakukan di warnet-warnet atau di depan computer mereka menggunakan computer tanpa ada tujuan computer kadang dihidupkan oleh para remaja untuk mendengarkan musik sampai mereka larut tertidur, musik masih berbunyi, dan energi listrik yang terbuang percuma. Beberapa hal lain yang membuktikan bahwa remaja tidak paduli dengan penggunaan listrik adalah saat mengecas HP atau Leptop mereka biasa tetap membiarkan HP atau Leptop ter cas meskipun batrai telah full dan kadang membiarkan charger tetap terbuhung dengan listrik meskipun pengisian batrai sudah usai. Menyalakan lampu saat tidur juga merupakan penggunaan listrik yang tidak bermanfaat.
Saat ini remaja juga lebih suka menggunakan sepeda motor dari pada menggunakan sepeda ontel atau kendaraan umum untuk transportasi, hal ini terbukti banyak remaja sekolah yang menggunakan sepeda motor meskipun jarak rumah dan sekolah cuma 200m. Kegiatan lain yang turut serta mendidtribusikan emisi gas sepeda bermotor adalah  kegiatan berkendara sepeda motor yang tidak jelas tujuannya, konfoi sepeda motor antar sesama teman, kumpul-kumpul dalam satu komunitas sepeda motor illegal dan kegiatan balapanliar pada malam minggu.
Berdasarkan uraian diatas maka diharapkan kesadaran remaja untuk masa yang akan datang untuk turut serta dalam mengantisipasi dampak global warning, bukan malah turut menyumbangkan emisi gas untuk kerusakan bumi yang kita cintai, mungkin dengan cara sosialisasi pada remaja dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab  remaja terhadap bumi kita.

1 komentar: